Jumat, 27 November 2009

Kisah Isa AS di dalam Al Quran

Sebelum kita umat muslim membaca kisah nabi Isa s.a, marilah kita berlindunglah dari godaan setan yang akan menyesatkan, seperti kita dapat memahami dan mengamalkan Firman Allah SWT di bawah ini;

Katakanlah (hai orang-orang muslim): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".(qs Al baqarah 2:136)

Katakanlah (hai orang-orang muslim beriman): "Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir(ingkar)".(qs Ali ‘Imran 3:32)

Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing),(qs Ali Imran 3:33), (sebagai) satu keturunan dari sebagiannya (keturunan) yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(Qs Ali ‘Imran 3:34).

Dalam al quran kisah ini dimulai dari kehamilah istri Imran. Imran mengharapkan anak yang akan lahir dari istrinya itu adalah laki-laki yang akan melanjutkan risalah kenabiannya

(Ingatlah), ketika istri Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (tekun beribadah di Baitulmakdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui"(qs Ali ‘Imran 3:35).Maka tatkala istri Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada setan yang jahat( qs Ali ,Imran 3:36).

Setelah Maryam berusia sekitar 5 atau 6 tahun, Bapak – Ibunya sudah meninggal dunia, maka saudara-audara Imran mengadakan perundingan kepada siapakah Mariam diasuh? Saudara-saudara dari Imran atau dari Ibunya ternyata berkeberatan untuk mengasuh anak wanita kecil itu. Akhirnya mereka mengadakan undian lalu memasukkan nama Zakaria seperti yang diinginkan oleh Imran, ketika itu nonor undian jatuh ke tangan Zakaria, maka pengasuhan dan pendidikan Maryam diserahkan kepada Zakaria yaitu ke suatu tempat di Baitul maqdis.

"Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakaria pemeliharanya… “ (qs Ali ;’Imran 3:37)

Baca juga awal cerita ini di surat Maryam ayat 16

Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Maryam di dalam Al Qur'an, yaitu ketika ia menjauhkan diri (mengasingkan diri) dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur (qs Mryam 19:16), maka ia mengadakan tabir ( perlindungan) dari (pandangan) mereka, … (qs Maryam 19:17)

Disana Maryam disediakan ruangan khusus untuk tempatnya belajar dan beribadah (mihrab) yang terlindung dari pandangan. Sebagai wanita yang soleh dan tekun beribadah, Maryam tidak pernah keluar dari Mihrabnya. Setiap hendak memberikan pelajaran kepada Maryam, Nabi Zakaria selalu melihat ada makanan di atas meja yang dihidangkan oleh Maryam, padahal Maryam tidak pernah keluar dia mihrabnya itu. Lalu dengan penuh takjub Nabi Zakaria bertanya pada Maryam ;

“..Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab (perhitungan) (qs Ali ‘Imran 3:37).

Ternyata Allah SWT yang maha Pemurah dan Maha Penyayang , telah memberikan hidangan terbaik kepada Maryam sehingga wanita yang tekun beribadah itu merasa tidak perlu mencari makanan keluar mihrabnya. Mendengar jawaban Maryam yang selalu bersyukur dan berserah diri kepada Alah SWT serta dimuliakan ole Allah SWT, maka Nabi Zakaria merenungkan dirinya , lalu dia berdoa kepada Allah SWT, semoga Allah SWT mengkaruniakan juga kepadanya seorang anak yang soleh seperti muridnya itu “Maryam” suatu saat nanti.

Di sanalah Zakaria mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa"(Qs Ali ‘Imran 3:38).

Pada suatu ketika, Maryam kedatangan seorang tamu laki-laki (di mihrabnya) dimana Maryam sangat kuatir dengan kedatangan laki-laki itu,

“… lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. “ (Qs Maryam 19:17).

Namun dengan ketabahan dan kekuatan imannya, Maryam berlindung kepada Allah SWT terhadap tamu tersebut dan mengingatkan tamu tersebut agar takutlah pada Alah SWT .

Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa (yang takut kepada Allah)" (qs Maryam 19:18).

Malaikat Jibril segera menenangkan perasaan dan pikiran Maryam ,kemudian menyampaikan maksud kedatangannya.

Ia (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci" (19:19).

Mendengar jawaban malaikat Jibril tersebut, maka Maryampun merasa tenang dan tidak takut lagi, namun setelah mendengar maksud kedatangan Jibril tersebut tentu saja Maryam merasa heran dan kaget, lalu balik bertanya kepada malaikat Jibril tersebut;

Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina (qs Maryam 19:20)!"

Namun Malaikan Jibril itu kembali meyakinkan pikiran dan praduga Maryam ;

Jibril berkata: "Demikianlah. Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan (19:21).

Setelah Jibril menyampaikan Firman Allah SWT itu, maka Maryampun bertambah tenang hatinya dan bertambah yakinlah dia bahwa yang datang itu benar-benar utusan Allah yang hendak menyampaikan perintah Allah kepada dirinya. Namun sebelumnya Maryam tidak percaya begitu saja atas keterangan tamu yang mengaku sebagai JIbril itu, beberapa kali Jibril berusaha meyakinkan Maryam dengan keterangan seperti yang tercantum pada surat Ali Imran ayat 42 dan ayat 46;

Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, menyucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu)( qs Ali ‘Imran 3:42).

(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah) )( qs Ali ’Imran3:45).

Malaikat Jibril juga menyampaikan tentang ketetapan Allah yang telah memilih Maryam yang akan melahirkan seorang Nabi sebagai rahmat dan petunjuk dari Allah kepada umat Bani Israel dalam surat Maryam ayat 21

" Jibril berkata: "Demikianlah. Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu ketetapan yang sudah diputuskan (19:21).

Setelah Maryam merasa sudah yakin dengan apa yang disampaikan oleh Jibril , dengan penuh keihlasan dan ketakwaanya , dia menerima ketetapan Allah SWT . Maka Allah SWT dengan kalimatnya “kunfayakun” menciptakan Al Masih putra Maryam dengan Ruh Nya, lalu hamillah Maryam.

“ .. Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia ..”(qs AliI ’IMran3:47).

Allah juga mengulangi tentang penciptaan Isa pada surat An Nisa’ ayat 172.

“..Sesungguhnya Al Masih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya . (Qs An Nisa’ 4:172).

Allah kembali menegaskan tentang penciptaan Isa dalam surat Ali ‘Imran ayat 159;

Sesungguhnya seperti (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia (qs Ali ‘Imran 3:159).

Kemudian Allah menyempurnakan penciptaan Isa dengan meniupkan Ruh Nya ke dalam jasad (tubuh) Isa;

Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh) nya ruh dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam. (qs Al Anbiya’ 21 : 91)

Allah SWT mengulangi penciptaan jasad Isa bersamaan dengan ruhNYa pada surat Al Baqarah ayat 87

Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada `Isa putra Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul-Qudus. Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu angkuh; maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh? (qs Al Baqarah 2:87).

Allah SWT mengulangi lagi tentang penciptaan jasad Isa bersamaan dengan ruhNYa pada surat Al Maaidah ayat 110.

“..Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus” (qs Al Maaidah 5:110)

Kehamilan Maryam tentu berbeda dengan kehamilan manusia normal lainnya dimana dia sehat-sehat saja, perutnya tidak kelihatan besar dan tidak kelihatan perubahan apapun pada tubuh dan wajah Maryam selama kehamilannya. Pada saat kehamilan Maryam sudah cukup usianya, maka pagi-pagi sekali sehabis shalat subuh, dia pergi ke suatu tempat dataran tinggi yang banyak dipenuhi oleh rumput-rumputan dan beberapa pohon kurma tua yang tidak berbuah. Tempat itu searah atau menuju desa kelahirannya di Nazaret . Disana dia mengasingkan diri ditempat yang sunyi sambil menunggu kelahiran anaknya Isa Almasih.

Dan telah Kami jadikan (Isa) putra Maryam beserta ibunya suatu bukti yang nyata bagi (kekuasaan Kami), dan Kami melindungi mereka di suatu tanah tinggi yang datar yang banyak terdapat padang-padang rumput dan sumber-sumber air bersih yang mengalir (qs Al Mu’minuun 23:50).

Keterangan lain dalam al quran yang menerangkan bahwa Maryam mengasingkan diri dalam surat Maryam ayat 22 ;

"Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh ( qs Maryam 19:22).

Ketika itu Maryam bersandar di pangkal pohon kurma tua yang kering dan tidak berbuah, keadaannya saat itu sangat payah sebagaimna keadaan seorang ibu hamil yang akan melahirkan anaknya, di suatu tempat yang sunyi dan tidak ada siapapun yang dapat membantu persalinanya;

“..Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, “.. (qs Maryam 19:23)

Al quran tidak menerangkan bagaimana keadaan Isa saat dia dilahirkan, apakah bayi itu terbungkus ari-ari ?, apakah mempunyai tali pusat?, apakah setelah lahir langsung menangis ?, berapa cm panjangnya? , berapa kg beratnya?. Tetapi Al Quran hanya menggambarkan keadaan Maria saat akan melahirkan , seperti seorang yang pikirannya kacau dan perasaannya sangat sedih. Kesedihan seorang ibu yang akan menanggung derita kalau nanti anaknya tidak diakui oleh keluarganya, tidak diakui oleh tetangga bahkan dicemoohkan oleh masyarakat , yaitu setelah mereka mengetahui bahwa Isa adalah anak yang tidak diketahui siapa Bapaknya, karena Maryam melahirkan anak tanpa pernikahan dan yang lebih menyakitkan nantinya yaitu tuduhan bahwa dia sudah melakukan perzinaan yang terkutuk itu sedangkan Maryam sudah terkenal sebagai paling tekun beribadah di negrinya. Ditengah kesunyian hamparan padang pasir dan rumput-rumput kering yang menututpi pandangan matanya , kesedihan perasaan Maryam menyebabkan dia hampir-hampir putus asa, . Sebagai seorang wanita tentu saja dia merasa tidak kuat menghadapi derita itu seorang diri, tiada seorangpun yang mendampingi dan yang akan menolongnya di tempat yang sunyi sepi itu.

“ .. ia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan" (qs Maryam 19:23)

Namun kesedihan Maryam tidak berlangsung lama, Allah SWT pasti akan menolong hambanya yang soleh ini, Allah SWT pasti tidak akan memberi kesempatan kepada iblis untuk menghasut pikiran Maryam kejalan yang sesat ;

“.. Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu (qs Maryam 19:24).

Pada saat itu juga pertolongan Allah SWT datang melalui Jibril kehadapan Maryam. Malaikat Jibril menampakkan dirinya berupa cahaya terang lalu menyampaikan kata-kata lembut untuk menentramkan perasaan dan kegaduhan pikiran Maryam. Kehadiran Jibril dengan nasehat dan bantuannya telah memberikan keteguhan iman yang lebih kuat kepada Maryam dari sebelumnya dan Maryam sudah siap menghadapi saat-saat kelahiran anaknya dengan pertolongan Allah SWT . Dengan keteguhan dan ketentraman hati itulah seorang ibu mempunyai kekuatan dan kenyamanan untuk melahirkan anaknya , bahkan dengan ketentraman hati itu pulalah seorang ibu dapat melahirkan anak kesayangannya dengan lancar tanpa rasa sakit sedikitpun. Usaha Maryam untuk melahirkan anak tentu membutuhkan tenaga fisik kuat, sementara di tempatnya bersandar yang ada hanyalah sebatang pohon kurma tua yang tidak berbuah sementara ditempat lainya hanya terhampar padang rumput yang kering ,pemandangan itu memberikan rasa kuatir pada Maryam sekiranya dia tidak kuat melakukan tugasnya. Namun Allah dengan kasihsayang dan kuasaNYA memerintahkan kepada pohon kurma itu untuk segera berbuah dan juga memerintahkan kepada bumi untuk mengeluarkan air yang bening dari dalam tanah di sela-sela pasir itu untuk keperluan Maryam dan persiapan untuk menyusui anaknya.

“..Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu..” (qs Maryam 19:25).

“..Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu..” (qs Maryam 19:26)

Dengan perasaan senang dan gembira Maryam segera memakan buah kurma terbaik yang lezat itu lalu meminum air suci yang disediakan khusus untuknya. Segera setelah itu Maryam bertambah kuat fisiknya kemudian lahirlah janinnya dengan selamat dan lancar tanpa merasa sakit dan dia juga tidak merasa letih sedikitpun. Sebagaimana wanita lainnya yang sudah melahirkan, maka setelah itu Maryam segera membereskan segala sesuatunya dan siap-siap untuk menyusukan anaknya . Setelah segala sesuatunya dianggap selesai , timbulah pikiran Maryam, hendak dibawa kemanakah anak kesayangannya itu? Apakah ke rumah ibu Bapaknya ?, ataukah ke Baitulmaqdis dimana dia telah mendapatkan pendidikan agama oleh Nabi Zakaria yang juga menyayanginya seperti anak sendiri? Ataukah ketempat lain yang jauh dari keramaian lalu mengasingkan diri dari orang-orang usil yang akan memperolok-olokannya atau mencaci maki dan mefitnahnya ? Kembali Maryam mengalami kekacauan di dalam hati dan pikirannya. Bagaimana jawabannya nanti, sekiranya masyarakat bertanya tentang anak yang digendongnya ini? Anak siapakah itu Maryam? Bukankah kamu selama ini masih perawan dan tidak mempunyai suami?kamu mengambilnya dari siapa Maryam? Siapakah bapak dari anak yang kamu gendong itu? Bukankah selama ini masyakat bani Israel sudah sangat mengenal sosok Maryam sebagai wanita soleh dan murid kesayangan dari pemuka agama Yahudi dikala itu yaitu Nabi Zakaria? Bagaimana reaksi Maryam nanti untuk menjawab bermacam-macam pertanyaan yang tentu saja akan menyudutkan dirinya? Dikala itu Maryam benar-benar bingung dan tidak tahu bagaimana cara untuk menjelaskan kepada masyarakat kaum Bani Israel ? Kembali Maryam berserah diri dan memohon perlindungan dari allah . Maka malaikat Jibrilpun menentramkan hati dan pikiran Maryam bahwa Maryam tidak perlu menjawab segala macam pertanyaan yang akan diajukan oleh masyarakat bani Israel itu, biarkanlah bayinya sendiri yang akan menjadi saksi dan menjawab segala pertanyaan itu ataupun melakukan pembelaan pada Maryam sekiranya ada yang menjatuhkan fitnah keji kepadanya. Untuk itu Maryam harus melakukan gerakan tutup mulut selama dalam perjalanan menggendong Isa Al Masih kembali ke kampungnya, dan berikanlah alasan dengan bahasa isyarat seperti yang sudah dikenal oleh orang-orang dikampungnya itu bahwa dia sedang bernazar untuk berpuasa.

“.Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang Manusia pun pada hari ini (qs Maryam 19:26)".

“.Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. “ (qs Maryam 19 : 27)

Al Quran menjelaskan Maryam tidak berbicara selama satu hari saja dan nanti anaknya sendirilah yang akan menyampaikan pembelaan dan menjadi saksi atas kelahirannya sekaligus menerangkan misi apa yang akan dijalankan oleh anak bayi tanpa Bapak yang bernama Isa Almasih Putra Maryam itu kelak setelah dia dewasa .

Selama dalam perjalanan itu , Maryam mengalami banyak pertanyaan dari orang-orang yang tidak dikenalnya, ada yang memuji kemolekkan anaknya yang berparas cakep, lucu , sehat dan montok itu, ada yang penasaran kenapa Bapaknya tidak dibawa serta , ada yang memberinya pakaian yang pantas untuknya, ada yang menawarkan menjadi pembantu mengasuh anaknya dan ada juga yang bersedia mengiringi perjalanan Maryam sampai ke kampung halamannya di Nazaret. Namun tidak sedikit juga yang menaruh curiga dengan sikap Maryam tidak mau bicara tersebut.

Semakin dekat memasuki kapung halamannya , Maryam mulai berpapasan langsung dengan orang-orang yang dikenalinya, tentu saja mereka heran dengan kedatangan Maryam yang selama beberapa hari ini tidak mereka lihat di Baitulmaqdis, tiba-tiba datang dengan menggendong bayi. Anak siapakah ini Maryam? Siapapah Bapaknya? Apakah ini anak kamu Maryam? Maryam tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh kenalannnya itu tetapi dia memberi isyarat kalau dia sedang puasa nazar sementara bayinya sedang tertidur dengan pulasnya. Begitu Maryam meninggalkan mereka, maka mereka berbisik-bisik sesamanya, mereka mulai mencurigai sikap Maryam yang tidak mau bicara tersebut. Mereka mengganggap Maryam menyimpan rahasia besar yang tidak ingin diketahui orang, mereka mulai menyimpulkan bahwa Maryam bermaksud menyimpan aib dengan adanya bayi itu, selanjutnya mereka menebar isu , gosip bahkan memfitnah Maryam dengan tuduhan telah melakukan perbuatan maksiat dan berzinah. Pantas saja Maryam pergi mengasingkan diri ke suatu tempat yang jauh untuk menutu-nutupi aibnya selama ini, pantas saja Maryam tidak mau bicara dan tidak mau berterus terang dengan bayi yang dia gendong itu. Mereka punya banyak alasan untuk memperkuat tuduhan dan dugaan mereka terhadap Maryam, mereka yakin bahwa anak yang dibawa oleh Maryam itu adalah anak haram hasil hubungan gelapnya dengan pria lain. Mereka terus menebar gosip dari rumah kerumah, dari teman ke teman, dari pasar kepasar sehingga dalam waktu yang sangat singkat gosip itu sudah tersiar kemana-mana. Pemuka kaum Bani Israel atau Rohibpun sudah ada yang mengetahuinya, mereka menerima berita itu apa adanya, mereka sudah terhasut dengan provokasi yang sudah beredar saat itu, para pemuka masyarakat itu mendengar berita itu bagaikan halilintar, mereka seolah-olah tidak percaya dengan apa yang dia dengar, mereka semua mengatahui bahwa Maryam adalah keturunan orang baik-baik , tekun beribadah di rumah Allah di Baitulmaqdis. Tega-teganya Maryam melakukan perbuatan aib dan terkutuk itu, Maryam sudah mencoreng arang di kening keturunan Bani Israel yang baik-baik. Semua tahu kalau Bapak Maryam adalah Imran yang sangat dimuliakan oleh kaun Bani Israel karena dia adalah nabi yang saleh dan jujur, sedangkan guru dari Maryam adalah juga seorang Nabi yaitu Nabi Zakaria yang sangat dihormati dan banyak pula murid-muridnya , sementara nabi Harun adalah pemuka Bani Israel yang paling disanjungi semasa hidupnya dan beliau adalah berketurunan langsung pula dengan Maryam. Benar-benar keterlaluan Maryam itu , begitulah pendapat pemuka Bani Israel itu. Gosip yang beredar di dalam masyarat itu sudah sedemikian kuat opininya, sehingga bagi siapapun yang mendengar berita itu tentu akan langsung menuduh Maryam telah melakukan perbuatan Maksiat dan ada juga diantara mereka menuduh Maryam sudah mencuri bayi itu dari seseorang sebagaimana mereka selama ini suka melakukan perbuatan curi mencuri itu. Dan para pemuka Bani Israel dan kaumnya sudah tidak sabar lagi untuk segera mengadili Maryam., nereka sudah berkumpul untuk merundingkan tentang hukuman apa yang akan diberikan kepada Maryam. Memang di zaman itu kaum yahudi sangat menyukai berita-berita sensasi yang bertolak belakang dengan kebiasaan lazim seseorang yang terjadi di masa itu, berita tentang Maryam yang soleh telah melakukan aib tentu membuat semua orang menjadi penasaran, setiap orang mempunyai opini masing-masing menambah bumbu untuk menghubung-hubungkan cerita itu dengan ramalan-ramalan yang jelek dalam kitab Taurat, atau ada juga yang berpendapat bahwa kitab Al Kitab Taurat tidak menjamin seseorang selamat dalam hidupnya. Bangsa Romawi yang saat itu menjajah bangsa Israel juga sering mencari-cari kelemahan ayat-ayat di dalam Kitab Taurat demi memperkuat kedudukan bangsa romawi atas bangsa Bani Irael , bahkan beberapa rahib kaum Bani Irael bekerja sama dengan kaum penjajah untuk melemahkan ajaran dalam kitab Taurat itu demi memperoleh harta dan kedudukan.

Sementara itu Maryam sudah sampai dirumahnya yang sepi, rumah di Nazaret yang sudah begitu lama dia tingalkan setelah Bapaknya Imran meningggal dunia, dia lihat anaknya masih tertidur pulas dan dengan hati-hati dia membaringkan anaknya lalu membuat buaian terus meletakan anaknya disitu , maka tertidurlah Isa Al Masih dengan nyaman bersama kasih sayang dan nyanyian Ibunya di dalam goyangan tali buaian . Namun tiba-tiba Maryam terkejut mendengar pintu diketuk dengan kuat , dan dia lihat orang-orang sudah banyak berkumpul di depan rumahnya dengan pandangan mata yang menakutkan seolah-olah hendak menghukum dirinya. Salah seorang pemuka masyarakat masuk dengan tergesa-gesa sambil berkata ;

“..Kaumnya berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar” ( qs Maryam 19:27).

Lalu salah seorang Rohib dari Bani Israel lainnya juga berkata dengan menyebut-nyebut kakek buyut Maryam sambil berkata penuh kegeraman ;

“Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina" (qs Maryam 19:28)

Namun Maryam tetap diam dan tidak mau menjawab pertanyaan dan tuduhan yang keji itu. Melihat sikap Maryam yang diam tersebut, maka Rohib Bani Israel dan kaumnya menjadi kesal dan yakinlah mereka bahwa Maryam selama ini sudah berbuat nista . Mereka langsung hendak menyeret Maryam keluar untuk diadili dan dihukum menurut hukum kisas yang berlaku dalam kitab Taurat. Namun tiba-tiba Maryam menunjuk jarinya pada anaknya dalam buaian dan memberi isyarat bahwa anaknyalah yang akan menjawab tuduhan dan pertanyaan-pertanyaan dari mereka . Menyaksikan Maryam yang memberikan pembelaan dengan cara yang aneh dan melecehkan tersebut , maka kaumnya merasa kesal seolah-olah mereka hendak dipermainkan oleh sikap Maryam yang mereka anggap sudah gila ;

“maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan ? “ (qs Maryam 19:29)

Tanpa menunggu waktu lama, mereka langsung terkejut karena mendengarkan suara bayi yang keras dari dalam ayunan buaian itu, mereka terpesona dan terkejut seolah-olah mendengar suara lantang penuh wibawa dan menusuk perasaan bagi mereka yang mendengarkannya. Akhirnya Rohib dan orang-orang itu mengurungkan niatnya membawa Maryam, bahkan mereka mendengar pembicaraan dari bayi dalam buaian itu dengan penuh kidmat dan dengan mata melongo tanpa mejawab sepatah katapun dari apa yang disampaikanya. Bayi itu tidak saja melakukan pembelaan kepada ibunya yang saleh, berbudi baik dan suci tanpa dosa. Tuduhan yang mereka lontarkan kepada ibunya hanyalah fitnah yang mengada-ada tanpa bukti, dia juga mengatakan bahwa dia adalah hamba Allah yang hendak memberikan risalah akan kenabiannya nanti kalau dia sudah dewasa, bahkan dia sudah mulai memberikan beberapa nasehat-nasehat dan wejangan tentang perbuatan yang baik-baik, janganlah berlaku sombong, berbuat baiklah kepada ibumu jangan mencacinya, lakukanlah salat dan beramal salehlah dengan memberi sedekah dan berzakat dan juga dia memberikan peringatan tentang akan datangnya hari kiamat dimana pada hari itu manusia akan dibangkitkan dari kubur lalu dihitung semua amalannya.

" Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi “.(qs Maryam 19:30)

“ dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup ;(qs Maryam 19:31)

“dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka .“ (qs Maryam 19:32)

“ Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” (qs Maryam 19:33)"

Setelah mendengarkan semua penuturan bayi itu, akhirnya mereka merasa malu kepada Maryam dan sekaligus merasa sangat kagum kepada bayi itu. Hati dan pikiran mereka sudah takjub kepada mukjizat yang diperlihatkan oleh bayi itu, mana mungkin seorang bayi bisa bicara selancar dan sehebat itu kalau tidak karena ciri-ciri yang akan ditunjukkan untuk menjadikan dia seorang nabi kelak bagi Bani Israel. Tanpa dikomando oleh siapapun, akhirnya mereka pergi dari rumah Maryam tanpa mengganggu Maryam sedikitpun. Namun di sepanjang perjalanan pulang, mereka menceritakan tentang kejadian itu kepada orang-orang yang mereka temui di jalanan. Dan akhirnya, pada sore itu juga sebagian besar penduduk di desa (Nazareth) itu sudah mengetahui berita tentang bayi ajaib yang bisa bicara yang nantinya akan menjadi Nabi yang sudah lama mereka nanti--nantikan terutama bagi masyarakat miskin dan rakyat jelata yang selama ini hidup tertindas oleh kaum penguasa Romawi dan dari rahib-rahibnya yang jahat.

Betapa senang dan bangganya Maryam pada anaknya yang telah menyelamatkan serta membela ibunya di depan kaum yang hendak mencelakakannya . Langsung didekapnya anaknya dengan penuh kasih sayang , hatinya merasa terharu mendengar kata-kata yang diucapkan anaknya itu. Bertambah yakinlah hati Maryam kepada janji Allah yang akan menjadikan anaknya nanti sebagai Nabi bagi kaumnya yang selama ini banyak yang engkar kepada Allah. Orang-orang yang pergi meninggalkan rumah Maryam tersebut adalah orang-orang yang sudah merasa malu dengan fitnah yang mereka tuduhkan sebelumnya, namun ada juga diantara mereka tidak percaya terhadap gossip itu kemudian bertanya dengan cara yang baik. Dari keterangan Maryam, baru mereka percaya bahwa Maryam adalah seorang wanita saleh dan suci seperti yang mereka perkirakan sebelumnya, merekapun percaya akan janji Allah yang akan memberikan rahmatNYA melalui anak Maryam yang bernama “ Isa Almasih” itu. (bersambung)..