Rabu, 14 Oktober 2009

ANALISA DARI AJARAN PENDETA AMOS

“ Dan sesungguhnya Al Qur'an itu dalam induk Al Kitab (Lohmahfuz) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah. (qs Az Zukhruf 43:4).”


Setelah membaca ayat tersebut, seorang Pendeta misionaris yang bernama Drs. H. Amos membeberkan analisanya di dalam bukunya yang berjudul “ Upacara Ibadah Haji” mengatakan bahwa; “ Mengapa Taurat, Zabur dan Injil harus diimani oleh penganut agama bangsa Arab? Hal ini disebabkan sebahagian dari ayat-ayat Taurat, Zabur (Mazmur) dan Injil yaitu kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang disebut Alkitab telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan dimasukkan ke dalam ayat-ayat Al Qur'an.


Yang perlu dipertanyakan dari analisa misionaris Pendeta Amos dari ayat tersebut (qs as Zukhruf 43:4) antara lain adalah ;


1. Apakah nama agama dari bangsa arab yang dimaksud oleh misionaris tersebut ?
2. Kalau yang dimaksud nama agama orang arab tersebut adalah agama Islam, benarkah kesimpulan misionaris tersebut yang menyatakan bahwa agama Islam hanya agama untuk bangsa arab saja? Apakah selain Islam, masih ada lagi agama bangsa arab yang lainnya?
3. Sekiranya agama yang dituduhkan oleh misionaris tersebut adalah agama Islam, apakah benar bahwa beberapa Al Kitab seperti Taurat, Zabur dan Injil yang terangkum di dalam Kitab Perjanjain Lama dan Perjanian Baru harus diimani oleh penganut agama Islam? Bagaimanakah pengertian “beriman” dari tuduhan misionaris tersebut?
4. Apakah benar kitab Perjanjian Lama dan Kitab Perjanjian Baru sama dengan Kitab Taurat, Kitab Zabur dan Kitab Injil seperti yang dimaksud di dalam surat Az Zukhruf ayat 4 tersebut?
5. Apakah benar AL Kitab Taurat, Zabur dan Injil telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan dimasukkan kedalam ayat-ayat Al Qur’an?

Kita akan coba membahas berbagai permasaalah atau pertanyaan yang disebabkan oleh analisa dan kesimpulan Pendeta Amos tersebut terhadap kebenaran surat Zukhuruff ayat 4 tersebut.


1. Agama bangsa arab yang dimaksud oleh Pendeta Amos tentu saja adalah Islam karena dia telah menghubungkan agama bangsa arab itu dengan Al Qur’an. Setelah Al Qur’an di ajarkan oleh Nabi Muhammad, maka agama Islam adalah agama resmi di negeri Arab yang berazazkan Al Qur’an (khususnya Arab Saudi).
2. Selain agama Islam, tentu saja masih ada agama lain di jazirah arab, seperti agama Kirsten dan agama Yahudi dimana masyarakat dari penganut agama tersebut hidup berdampingan bersama penganut agama Islam, kecuali di kota Mekkah yang merupakan kota suci bagi Umat Islam.
Pertanyaan baru yang ditimbulkan dari pernyataan Pendeta Amos yaitu “ Apakah benar Agama Islam adalah agama bangsa Arab? Sayang sekali Pendeta Amos tidak menunjukkan bukti-bukti ilmiah tentang kesimpulannya tersebut, atau sekurang-kurangnya dia menunjukkan ayat-ayat di dalam Al Qur’an yang menegaskan bahwa agama Islam adalah agama untuk bangsa arab saja. Muncul pertanyaan baru lagi, “kalau agama Islam adalah agama bangsa Arab semata, apakah orang arab telah menyalahi kodratnya yang telah menyebarkan agamanya ke berbagai bangsa di dunia? Sayang sekali Pendeta Amos juga tidak menunjukkan bukti Ilmiah bahwa bangsa Arab telah menyalahi kodratnya menyebarkan agama Islam ke bangsa lain.
Banyak ayat-ayat di dalam Al Qur’an, yang mewajibkan kepada bangsa Arab terutama kepada Muhammad untuk menyampaikan Ayat-ayat Al Qur’an kepada siapapun yang belum mendengarnya yaitu ;


- "..Dan Al Qur'an ini diwahyukan kepadaku (Muhammad), supaya dengannya (Al Qur'an itu) aku memberi peringatan kepada kamu dan kepada orang-orang yang sampai (Al Qur'an) kepadanya." (Al An'aam 6: 19)”
- Dan Al Qur'an itu tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat. (qs Al Qalam 68:52)
- “ Al Qur'an itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam, (yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus. (qs AL Takwir 81:27-28) “
- Untuk melaksanakan perintah Allah di dalam Ayat tersebut diatas , maka Muhammad merealisasikannya dengan mengirim selembar surat kepada Heraclius kaisar Romawi yang tembusannya juga ke berbagai raja-raja di timur tengah, yang berbunyi. ” Salam damai bagi orang yang mau mengikuti petunjuk. Selanjutnya, aku mengajakmu beragama Islam. Masuk Islamlah engkau, niscaya engkau akan selamat. Allah pasti akan memberimu pahala dua kali. Namun, jika engkau berpaling (tidak mau masuk Islam), maka engkau turut menanggung dosa penduduk Arisiyyin.”
- Perintah menyebarkan AL Qur’an oleh Allah kepada Muhammad atau orang muslim arab adalah berdasarkan alasan dari ayat 3 surat Ali Imran, yaitu demi kebaikan dan jalan kebenaran untuk seluruh umat manusia “ Dia (Allah) menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil.(qs Ali Imran 3:3) “ . Ayat ini menerangkan bahwa Injil dan Taurat juga berasal dari ALLah sebagaimana halnya dengan KItab Al Qur’an.
- “ (Al Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (qs Ali Imran 3:138) “
- Dan Al Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat, (Kami turunkan Al Qur'an itu) agar kamu ( tidak) mengatakan: Bahwa kitab itu hanya diturunkan kepada dua golongan saja sebelum kami, dan sesungguhnya kami tidak memperhatikan apa yang mereka baca." Atau agar kamu (tidak) mengatakan: "Sesungguhnya jika kitab itu diturunkan kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk dari mereka." Sesungguhnya telah datang kepada kamu keterangan yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat. Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling daripadanya? Kelak Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Kami dengan siksaan yang buruk, disebabkan mereka selalu berpaling. (qs Al An’aam 6:155-157)
Ayat tersebut diatas memberi peringatan kepada bangsa arab agar tidak beranggapan bahwa Al Qur’an itu hanya diturunkan untuk orang Arab saja, tetapi kepada seluruh manusia yang ingin mendapat petunjuk.
- Orang Kristen tidak akan pernah mengakui kebenaran Al Qur’an yang turun dari Allah, bahkan mereka mencari-cari kejelekan Al Qur’an, namun orang muslim yang bertaqwa meyakininya, karena ada satu ayat di dalam surat Ali Imran ayat 166 yang mengatakan bahwa ;
“ (mereka “orang kafir seperti Kristen atau Yahudi “, tidak mau mengakui yang diturunkan kepadamu itu), tetapi Allah mengakui Al Qur'an yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya; dan malaikat-malaikat pun menjadi saksi (pula). Cukuplah Allah yang mengakuinya.(qs Ali Imran 3:166) “

Banyak sekali ayat-ayat di dalam Al Qur’an yang menjelaskan bahwa Bangsa arab yang mukmin dan beriman harus menyampaikan Al Qur’an kepada seluruh manusia dibumi ini. Sebagai buktinya adalah bangsa Indonesia yang berada jauh sekali dari negara Arab Saudi menganut agama islam paling banyak dari Negara manapun di dunia. Kalau di sampaikan ayat-ayat di dalam Al Qur’an yang menegaskan bahwa Islam bukanlah agama bangsa arab, maka banyak sekali dan tidak cukup disampaikan pada media yang singkat ini.
Tidak ada ruginya bagi Allah, sekiranya orang Kristen tidak percaya akan kebenaran AL Qur’an (sesuai dengan qs Ali Imran 166). Cukuplah Allah yang mengakui Kebenaran Al Qur'an dan orang muslim tidak perlu meminta atau mencari-cari pengakuan kepada umat kristen, karena kekuasaan Allah melebihi dari siapaupun juga. Dan orang muslim tidak akan memaksakan agamanya kepada umat lain yang tidak mau beriman kepada Al Qur’an. Sudah jelas mana jalan “yang benar dan mana yang sesat”. Terserah kepada manusia itu untuk memilih agamanya masing-masing.


Kalau Pendeta Amos tidak percaya terhadap kebenaran Al Qur’an, maka bagi umat islam tidak ada permasaalahan dengan agama Anda, tetapi kenapa anda menyampaikan kesimpulan analisa anda yang sangat bertentangan sekali dengan kenyataan? Kalau anda tidak dapat menyampaikan kesimpulan anda dengan bukti-bukti ilmiah yang nyata atau dengan dalil-dalil yang kuat sesuai dengan kitab suci anda atau AL Qur’an itu sendiri , maka anda dapat dituduh sebagai tukang Fitnah. Pertanyaannya adalah “ Kenapa anda melakukan metode dakwah yang sangat keji dan licik ini ?” Pertanyaan selanjutnya adalah “ Kepada siapakah dakwah itu anda maksudkan dan anda sebarkan?”
Jika anda menyebarkan ajaran anda kepada Umat Kristen di lingkungan anda sendiri, maka pertanyaannya adalah “Jika mereka percaya dengan kesimpulan anda tersebut Apa mamfaatnya bagi anda selaku Pendeta bagi mereka? Apakah anda ketakutan sekiranya domba-doma tersebut akan melarikan diri dari anda? Ataukah metode dahwah yang terbaik bagi Pendeta adalah dengan cara menyebar kebohongan kepada umatnya sendiri?
Tetapi jika anda bermaksud menyebarkan kesimpulan analisa anda kepada orang-orang Muslim , maka pertanyaannya adalah “ Kenapa anda menyampaikan kesimpulan analisa anda dengan satu ayat saja, sementara ayat-ayat yang lainnya anda sembunyikan padahal anda mengetahuinya? Apakah anda mempunyai sifat yang sama dengan Ahli Kitab Nasrani dan Yahudi lainnya yang selalu menyebarkan kebohongan ayat-ayat Allah dengan cara yang bathil, sementara anda menyembunyikan ayat-ayat lain padahal anda mengetahuinya? Yakinkah anda bahwa dengan cara begitu anda akan mendapat keuntungan dengan menangkap domba-domba yang tersesat di kalangan umat Muslim?
Pertanyaan selanjutnya adalah “ Kenapa anda hanya menyebarkan kebohongan anda itu terhadap ayat-ayat Al Qur’an ” ? Walaupun analisa anda tersebut bernuansa fitnah, tetapi kenapa anda tidak menunjukkan kebenaran Ayat-ayat di dalam Bibel anda untuk membantah kebenaran Al Qur’an? Kenapa anda hanya menyampaikan kesimpulan itu berdasarkan asumsi dan perasaan anda semata, tanpa menunjukkan dalil-dalil yang menguatkan nubuat anda atau bukti-bukti ilmiah yang bisa dipercaya?
3. Sekiranya agama yang dituduhkan oleh Pendeta Amos tersebut adalah agama Islam, Apakah benar bahwa beberapa Al Kitab seperti Taurat, Zabur dan Injil harus diimani oleh penganut agama Islam sesuai dengan petunjuk dari Al Kitab Anda? Bagaimanakah pengertian “beriman” dari tuduhan misionaris tersebut?

Jika kata “beriman” yang dimaksud oleh Pendeta Amos tersebut adalah sama dengan kata “ percaya ”, maka orang muslim tidak ada yang tidak percaya bahwa KItab-kitab tersebut benar-benar pernah diturunkan Oleh Allah kepada utusanNYa”. Tetapi apabila kata “beriman” yang dimaksud oleh Pendeta Amos tersebut disesuaikan dengan makna “beriman” menurut makna dari agama Islam yaitu “percaya lalu mengamalkannya “ . Maka pertanyaannya adalah , Apakah kitab Perjanjian Lama dan Kitab perjanjian Baru tersebut adalah gabungan Asli dari kitab Injil, Taurat dan Zabur? Jika kesimpulan anda mengatakan seperti itu, maka pertanyaan selanjutnya adalah , Dapatkah anda menunjukkan bukti satu ayat saja di dalam kitab suci anda yang menyatakan “ inilah Gabungan kitab Taurat, kitab Zabur dan Kitab Injil yang diturunkan oleh Allah, maka berimanlah kalian semuanya kepada Kitab ini” ?. Sekiranya anda tidak mampu menunjukkan ayat tersebut atau memang kalimat tersebut tidak ada di dalam kitab suci anda, maka cobalah anda cari lagi ayat lain dalam kitab suci anda yang menyatakan bahwa “ inilah kitab Injil yang diturunkan oleh Allah kepadamu (Yesus), maka berimanlah kalian semua kepada kitab ini”. Jika anda tidak mampu menunjukkan dalil seperti yang diminta diatas, maka orang muslim hanya sebatas wajib “percaya” (bukan beriman) kepada AL Kitab Taurat, Zabur dan Injil sebagaimana kesimpulan anda tersebut .
Pertanyaan berikutnya adalah “ Bagaimanakah bentuk kekewajiban beriman (percaya dan mengamalkan) orang muslim terhadap kitab-kitab tersebut diatas? Tentu saja Pendeta Amos tidak akan mampu memberikan penjabarannya dan alasan-alasannya , kalaupun dia tahu tetapi dia akan menyembunyikannya untuk tujuan dakwahnya .
Jawabnya tentu saja berdasarkan ketentuan yang disampaikan ALLah di dalam Al Qur’an. Banyak sekali ayat-ayat di dalam Al Qur’an yang menunjukkan bahwa Allah telah menggabung seluruh Al Kitab baik Taurat, zabur dan Injil di dalam Al Qur’an dan seluruh umat manusia harus beriman kepada AL Qur’an tidak hanya bangsa arab saja.
- Dan ini (Al Qur'an) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan(memperbaiki) kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya( Taurat, zabur dan Injil) dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Umulkura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya.(qs Al An’am 6:92).
- Tidaklah mungkin Al Qur'an ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Qur'an itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam.(qs Yunus 10:37)
- Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Qur'an) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa(
Qs Al Baqarah 2:41)
- Dia menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil.
(qsAli Imran 3:3)

Jelaslah bahwa Al Qur’an sudah merangkum seluruh ketentuan dan ajaran di dalam kitab-kitab Allah sebelumnya, jelaslah bahwa AL Qur’an telah menyempurnakan kitab-kitabNYA sebelumnya, maka tidak ada alasan bagi orang beriman untuk menginggalkan Al Qur’an dan kembali kepada kitab-kitab terdahulu.. Dan kesempurnaan AL Qur’an tersebut benar-benar telah diresmikan dan ditetapkan oleh Allah yaitu ;
“.. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu…
” (qs AL Maaidah 5:4).

4. Apakah kitab Perjanjian Lama dan Kitab Perjanjian Baru sama dengan Kitab Taurat, Zabur dan KitabInjil seperti yang dijelaskan di dalam surat Zukhruf tersebut?
Sayang sekali Pendeta Amos tidak memberikan dalil yang kuat dalam kesimpulannya yang dapat menunjukkan bukti bahwa Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tersebut benar-benar merupakan Injil asli sebagaimana yang telah disampaikan oleh Yesus kepada murid-muridnya di Yarusalem. Atau minimal ayat-ayat di dalam kitab sucinya yang berbunyi “ inilah kitab Injil yang asli yang disampaikan oleh Yesus untuk diimani oleh seluruh manusia”.
Jika Pendeta Amos menyimpulkan bahwa Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tesebut juga adalah kitab Injil yang asli, pertanyaan berikutnya adalah “ Dapatkah Pendeta Amos menunjukkan bukti tentang bahasa asli (Ibu) dari kitab Injil yang disampaikan oleh Yesus di Yarusalem tersebut?

5. Apakah benar AL Kitab Taurat, Zabur dan Injil telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan dimasukkan kedalam ayat-ayat Al Qur’an?
Sayang sekali Pendeta Amos tidak menunjukkan bukti atau dalil-dalil yang kuat, siapakah yang menterjemahkan Al Kitab Taurat, Zabur dan Injil tersebut kedalam bahasa Arab di dalam AL Qur’an tersebut? Tentu saja di dalam AL Kitab umat Kristen (Bible) tidak akan bisa dibuktikan kalau AL Qur’an tersebut telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab kerena kitab suci anda sudah ada sebelum AL Qur’an. Namun setidaknya anda dapat membuktikan dengan satu dalil saja di dalam Al Qur’an yang menunjukkan bahwa AL Qur’an tersebut merupakan hasil terjemahan dari kitab-2 sebelumnya.
Namun secara tidak langsung Pendeta Amos merasa setuju dan menyimpulkan bahwa ayat-ayat di dalam AL Qur’an banyak yang bersesuaian dengan sebagian ayat di dalam kitab sucinya. Maka muncul kembali pertanyaan “ siapakah yang mengarang Al Qur’an tersebut ?
Tentu saja Pendeta Amos belum berani mengatakan bahwa yang mengarang AL Qur’an tersebut adalah Muhammad, karena dia tidak mempunyai dalil-dalil yang kuat untuk menyimpulkan nubuatnya. Tidak ada satupun dalil yang terdapat di dalam kitab suci Pendeta Amos yang menuduh bahwa Muhammad mengarang AL Qur’an dan sebaliknya tidak satupun ayat di dalam Al Qur’an yang mengatakan bahwa Muhammad mengarang Al Qur’an.
Jadi kepada siapakah tuduhan Pendeta Amos yang mengatakan, bahwa Al Qur’an adalah hasil terjemahan dari Al KItab Sebelumnya? Sekiranya Pendeta Amos tidak sanggup membuktikan tuduhannya terhadap seseorang atau masyarakat tertentu yang sudah mengarang Al Quran dari hasil terjemahan Kitab sebelumnya, maka jalan pikiran Pendeta Amos sangatlah pendek dan anda mempunyai tujuan-tujuan tertentu untuk menyampaikan fitnah di dalam metode dakwah anda.
Ketahuilah Pendeta Amos, bahwa karena anda tidak mampu menunjukkan siapa yang mengarang AL Qur’an, tetapi anda percaya bahwa di dalam AL Qur’an terdapat ayat-ayat yang bersesuaian dengan sebagian kitab suci anda, maka jawabnya adalah “YANG MENGARANG AL QUR’AN TERSEBUT ADALAH ALLAH SWT YAITU YANG TELAH MEMBERIKAN PETUNJUK KEPADA MUSA, DAUD DAN ISA SEBELUM KELAHIRAN MUHAMMAD”
Pertanyaan selanjutnya adalah “ Kenapa Allah mengarang dan menurunkan Al Quran yang didalamnya banyak terdapat ayat-ayat yang mirip dengan keterangan Yesus di dalam kitab suci anda dan banyak pula yang mirip dengan keterangan Musa di dalam Taurat?
Tentu saja Jawabnya adalah bahwa semua kitab-kitab yang disampaikan oleh Musa (Taurat), Daud (Zabur) dan Isa (Injil) adalah bersumber dari yang SATU yaitu ALLAH SWT.
Ketika karangan ALLAH rusak, baik karena sudah cerai berai akibat perjalanan waktu, maupun karena dirusak oleh tangan-tangan jahil seperti mengedit dan meralat kalimat-kalimat di dalamnya, maka “ ALLAH SWT MENERBITKAN EDISI TERBARU YANG TIDAK DAPAT LAGI DI EDIT DAN RALAT OLEH SIAPAPUN”
Banyak ayat-ayat yang menyatakan bahwa Allah menurunkan karanganNYA yang diberiNYA nama Al Qur’an tersebut, dalam bahasa Arab. Hal ini tentu saja karena Muhammad adalah anak manusia yang dilahirkan di lingkungan masyarakat berbahasa Arab, hal yang sama tentu juga berlaku kepada Isa AL Masih yang disampaikannya dengan bahasa Ibrani atau bahasanya orang bani Israel kala itu. Mana mungkin bahasa kitab-kitab suci diturunkan oleh Allah kepada umat manusia dengan bahasa langit yang tidak dimengerti mereka, tentu saja aneh bukan? Diantara ayat-ayat tersebut antara lain adalah ;
- Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur'an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.(qsYusuf 12:2)
- Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al Qur'an itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah.(qs Ar Ra’ad 13:37)
Tentu saja Nabi Muhammad tidak sanggup mengarang AL Qur’an, bahkan Allah menantang seluruh umat manusia dan segala macam pembantunya untuk dapat membuat surat yang sama mutunya dengan surat Al Qur’an.
- Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Qur'an itu", Katakanlah: "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surah-surah yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar".(qs hud 11:13)
- Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".(qs Al Israa’ 17:88)
- Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Al Qur'an itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)". Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa Ajam, sedang Al Qur'an adalah dalam bahasa Arab yang terang.(qs An Nahl 16:103)
Seluruh Nabi-nabi (Ibrahim, Musa, Daud, dan Isa) yang pernah diutus oleh Allah untuk umat manusia, tunduk dan beriman kepada Al Qur’an, bukan sebaliknya. Karena Al qur’an adalah penyempurnaan dari kitab-kitab sebelumnya. Begitulah perjanjian Allah dengan Rasul-RasulNYA, seperti yang diterangkan pada surat Al Baqaraah ayat 285 ;
- Rasul telah beriman kepada Al Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali".(qs Al Baqaraah 2:285)
-

Kesimpulan :
1. Kesimpulan Pendeta Amos yang keliru terhadap Al Qur’an dari surat Az Zukhruf ayat 4 tersebut, telah menimbulkan banyak pertanyaan yang menghantam balik kepadanya dan membuat rumit banyak masaalah yang tidak terpecahkan. Seharusnya Pendeta Amos menyadari bahwa ayat-ayat Al Qur’an tidak bisa diputar-balikkan arti dan maknanya, hanya dengan satu ayat saja, karena ayat-ayat yang lain di dalam Al Qur’an tersebut akan membela satu sama lainnya. Ayat-ayat di dalam Al Qur’an itu tersusun dengan sangat rapi dan kokoh sekali sehingga tidak seorangpun yang mampu membongkar satu ayatpun tanpa peduli dengan ayat-ayat yang lainnya. Maka Sebaiknya Pendeta Amos harus mempelajari dengan lebih serius dan mendalam lagi, kalau dia ingin merusak ayat-ayat AL Qur’an untuk tujuan dakwahnya.
2. Maksud dan tujuan Pendeta Amos dengan metode dakwahnya itu, jelas menunjukan bahwa dia ingin mencapai tujuannya dengan cara yang mudah untuk hasil yang maksimal. Ibarat pepatah “Sekali Dayung Dua Pulau Terlampaui”. Domba yang terikat tidak akan lari sedangkan domba tersesat akan masuk perangkap”. Domba yang terikat adalah umat Kristen yang terhasut dengan kebohongan Pendeta Amos, sedangkan domba tersesat adalah umat muslim awam yang setengah-setengah imannya.

3. Para Pendeta Agama Kristen merasa sudah kehilangan bahan di dalam Bibelnya untuk membenarkan ajaran-ajaran Kristen, sehingga mereka berusaha meraih pengakuan dari agama Islam dengan cara mencangkok ayat-ayat di dalam Bible ke dalam ayat-ayat Al Qur’an. Namun mereka selalu gagal meujudkannya, karena mereka tidak sanggup membongkar kebenaran, kehebatan dan mukzizat AL Qur’an yang dijamin oleh Allah SWT.